MANIS AKAN TERASA LEBIH MANIS JIKA TELAH MENGECAP PAHIT

Minggu, 24 Maret 2013

Pengertian Perkembangan Hubungan SoSial


Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia tumbuh dan berkembang dari masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah dan jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangannya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengarnbil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.
Manusia tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan. Lingkungan itu dapat dibedakan lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial memberikan banyak pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan, terutama kehidupan sosiopsikologis. Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa berhubungan dengan sesama manusia. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial, bagaimana seharusnya seseorang hidup di dalam kelompoknya, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok masyarakat luas. Interaksi seseorang dengan manusia lain diawali sejak saat bayi lahir, dengan cara yang amat sederhana. Sepanjang kehidupannya pola aktivitas sosial anak mulai terbentuk. Menurut Piaget interaksi sosial anak pada tahun pertama sangat terbatas, terutama hanya dengan ibunya. Perilaku sosial anak tersebut berpusat pada akunya atau egocentric dan hampir keseluruhan perilakunya berpusat pada dirinya.
Bayi banyak memperhatikan lingkungannya, dengan demikian apabila kebutuhan dirinya telah terpenuhi, bayi itu tidak peduli lagi terhadap lingkungannya, sisa waktu hidup digunakan untuk tidur. Pada tahun kedua anak sudah belajar kata "tidak" dan sudah mulai belajar “menolak" lingkungan, seperti mengatkan "tidak mau ini", “tidak mau itu", "tidak pergi" dan semacamnya. Anak telah mulai merekasi lingkungan secara aktif, ia telah belajar membedakan dirinya dari pada orang lain, perilaku emosionalnya telah mulai berkembang dan lebih berperan. Perkenalan dan pergaulan dengan manusia lain segera menjadi semakin luas; ia mengenal kedua orang tuanya, anggota keluarganya, teman bermain sebaya, dan teman-teman sekolahnya. Pada umur-umur selanjutnya, sejak anak mulai belajar di sekolah, mereka mulai belajar mengembangkan interaksi sosial dengan belajar menerirna pandangan kelompok (masyarakat), memahami tanggung jawab dan berbagi pengertian dengan orang lain. Menginjak masa remaja interaksi dan pengenalan atau pergaulan dengan teman sebaya terutama lawan jenis, menjadi semakin penting. Pada akhirnya pergaulan sesama manusia menjadi suatu kebutuhan.
Kebutuhan bergaul dan berhubungan dengan orang lain ini telah mulai dirasakan sejak anak berumur enam bulan di saat anak itu telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mengenal dan mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial yang 1ain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Akhirnya setiap orang menyadari bahwa manusia itu saling membutuhkan. Dari uraian itu dapat dimengerti bahwa hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan saling membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia rnenjadi semakin  kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan rernaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk memenuhi kebutuhan bersama dan/atau kebutuhan orang lain. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar